123 }

Jumat, 10 Agustus 2012

Beliau me- rupakan gambar hidup dari pada kebajikan yang di ajarkan Al-Qur'an, sehingga Siti Aisyah r.a. berkata bahwa "Akhlak beliau adalah Qur'an." Maka utama pentingnya mengakui sepenuhnya aspek kemanusiaan dan tidak men-Tuhankan Nabi-nabi itu. Dan hal ini me- nonjol dengan jelas sekali dari peribadi Nabi Besar Mu- hammad s.a.w. suatu kenyataan yang hampir tidak ter- dapat pada penubuh-penubuh agama lain. Demikian tugas beliau menyangkal ketuhanan dalam peribadi beliau sehingga sukar mencari tandingannya da- lam sejarah agama. Perhatikan Kalimat Syahadat :"Saya mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan saya mengaku Muhammad .adalah Pesuruhnya". . Per- hatikanlah Al-Qur°an. Akan anda lihat bahwa mujizat Nabi-nabi lain di sebut pada beberapa bagian Kitab Agung itu. Tetapi ketika Nabi Besar ini di mintai mu`jizat. da- tanglah jawaban sederhana bahwa mu`jizat hanya ada pa- da Tuhan dan bahwa beliau sendiri hanya seorang manu- sia yang telah di beri Wahyu tentang Kebenaran. Ini tidak berarti bahwa beliau tidak beroleh 'mu'jizat. Ini hanya memperlihatkan hasrat beliau untuk menjauhkan ke- mungkinan salah pengertian tentang ke-Tuhan-an. Sekali Nabi Besar bertanya kepada seorang Saha- bat beliau tentang sesuatu pekerjaan dan kemungkinan berhasilnya. Sahabat itu menjawab: "ya, itu akan ber- hasil kalau Allah dan RosulNya menghendakinya”. Keti- ka mendengar jawaban ini Rosulullah berubah pucat dan dengan perasaan gusar mengatakan : ”K'atakan: kalau A!IahSendiri menghendaki ; Nabi bukanlah apa-apa”. Betapa besar rasa insani beliau ! Bukanlah aspek keilahian melainkan aspek ke- manusiaan maka taqwa kepada Allah selalu berkuasa dalam diri beliau. Beliau hanya menganggap diri beliau 16 sebagai ciptaan "Allah, yang`walaupun beliau suci dari dosa, harus bertanggung jawab kepada Allah sebagai makhluk-makhluk Allah lainnya. Oleh karena itu, ke- tika beliau mengetahui dari Tuhan bahwa akhir hayat beliau segera akan tiba, beliau meresa sangat c`emas kalau-kalau beliau pernah melanggar hak-hak orang la- in. Karena kecemasan ini beliau menyuruh mengumum- kan untuk memanggil orang datang meminta kembali haknya dan memberikan balasan sekirannya beliau per- nah menyakiti seseorang, atau memaafkannya demi Allah supaya beliau tidak di tuntut kelak di hadapan Hadirat Allah. Datanglah seorang laki-laki mengatakan : Ya, Rusulullah! Sekali ketika engkau sedang menung- gang kuda dan hendak melecutnya dengan cemeti, ce- meti itu mengenai aku. ”Nabi berkata: "Ya, Saudara! Saya melakukannya dengan tidak sengaja. Sudilah me- maafkan saya demi Allah.” Pada masa itu sakit Nabi -sangat keras. Laki-laki itu berkata: "Aku tidak mau memaafkannya.” Maka Rosulullah meminta diambil- kan cemeti dan berkata: "Baiklahl Kau lecutlah pula aku”. ' Laki-laki tadi berkata lagi: "Ya, Rosulullah! Ketika engkau mengenai aku dengan cemeti itu pung- gungku terbuka”. Ketika mendengar hal itu Nabi mem- buka baju beliau dan membuka punggung beliau supa- ya laki-laki itu boleh melecut punggung beliau yang terbuka itu' sebagai balasan. Perhatikanlah betapa besar rasa kemanusiaan be- liau; kesadaran beliau akan hak-hak manusia dan rasa tanggung jawab beliau di hadapan Hadirat Allah swf. Lihatlah'. sikap beliau yang luhur di hadapan Allah dan manusia dan kekuatan besar yang di miliki Muham- mad s.a.w. pikirkanlah penderitaan beliau membuka 17 punggung beliau untuk dilecuti karena dengan tidak di sengaja orang lain menderita sakit-karena beliau, supaya beliau tidak -akan di tuntut oleh Yang Maha Adil yang akan di hadapi beliau dan mempertanggung-jawabkan segala perbuatan beliau. Kebenaran dan kesucian Segi pandangan lain yang menonjol dengan jelas dalam peribadi Nabi Besar itu ialah Kesucian dan Kebe- naran beliau. Kebenaran beliau adalah karekteristik Ubu- diyat. pengabdian yang sebenamya kepada Allah. Tuhan bersabda tentang hamba-hambaNya yang beroleh kese- lamatan : Sesungguhnya orang yang taqwa akan tingga! diantara taman-taman dan sungai-sungai dalam kedudukan Yang Benar .disisi Allah ' Yang Maha Kuasa. (Qur'an 54.' 54-55). Kebenaran (Shidiq) ialah sifat moral tertinggi .' se- benarnyalah kebenaran itu merupakan akar segala ke- bajikan akhlak. Dalam agama lslam dasar kebajikan ia- lah Kebenaran dan Kesucian. Keluhuran peribadi Rosulullah adalah eksponen sempuma dari pada kebajikan agung itu. Adalah menga- gumkan bahwa beliau membuat tuntutan yang demikian tingginya, demikian agung dan demikian revolusioner- nya bagi orang-orang Arab di Jaman dahulu itu; dan'o- rang-orang -Arab itu menentang beliau dengan segala ja- lan kekerasan, bersepakat untuk memerangi dan membu- nuh beliau Namun tiada seorangpun dari mereka yang sanggup mengatakan bahwa beliau berdusta. Qur'an te- lah mencatat segala tuduhan  yang mereka tuduhkan ke-  continue